Langsung ke konten utama

MEMBUKA HARI BARU


Setelah sekian lama tidak bersua dengan blog ini.
Saya mulai lembaran baru dengan bahasan Coaching

Tercetus seorang rekan yang bergumam, "Ngapain belajar coaching?"
Saya salah seorang yang merasakan bahwa menjadi anak buah yang di-coaching dengan tepat, memberikan impact terhadap masa depan.

Pak Har, demikian saya memanggil beliau, yang menjadi atasan ketika menjadi karyawan di sebuah IT Consulting. Beliau dengan kemampuannya meng-coaching saya, memberi masukan banyak hal, bukan saja aspek pekerjaan teknis namun juga non teknis, yang menjadi modal saya untuk berkembang.

Coaching menjadi basic skill yang dibutuhkan seorang leader. 
Leader akan bertemu dengan situasi untuk memotivasi, meningkatkan improvement, menggali informasi subordinate. 
Coaching ini semakin bernilai untuk memulai sebagai Leader. 
Tentunya kita menjadi Leader saat ini (atau suatu saat), persiapkan diri kita sebelum masanya menjadi Leader sebenarnya sehingga langsung tune in.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

FALLING VICTIM...AGAIN...AND AGAIN...??

Tragedi di dunia pendukung sepakbola terjadi kembali Yang terakhir tragedi meninggal suporter Bonek, Purwo Adi Utomo di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari.  Kekerasan berujung pada kematian... Sungguh menyeramkan kemarahan yang luar biasa berimbas pada hilangnya nyawa Terlalu naif korbankan nyawa untuk sebuah tontonan hiburan Suporter, aparat keamanan, dan pelaku sepakbola di lapangan seharusnya menyuguhkan sajian apik Suporter menjadi pendukung yang menguatkan semangat pemain idolanya Aparat keamanan menjaga kenyamanan selama dan hingga usainya pertandingan Dan terutama pemain di lapangan memberikan keindahan permainannya Sekali lagi ini pelajaran berharga yang harus diingat dan sangat tidak perlu diulang Tidak diulang kembali TITIK S1Nyal (SALAM SATU NYALI) untuk ...Menikmati pertandingan  ...Mendukung kesebelasan idola ...Menjaga kenyamanan  hingga usainya permainan. Semangat TETAP SPORTIF

PSSI - FUTURE OF INDONESIAN SOCCER IN HAND

Lagi...lagi...lagi...lagi...lagi... Makna kalimat di atas bila digunakan untuk ubah perilaku...akan terlihat hasilnya Diulang...diulang...dan diulang... Akhirnya menjadi kebiasaan Namun bila terjadi kekeliruan berulang, pasti melelahkan... Butuh waktu, pikiran, tenaga, dan dana yang tidak sedikit Itulah yang terjadi di PSSI saat ini Peringkat Indonesia di kancah internasional semakin terpuruk ( http://www.bolanews.com/read/sepakbola/indonesia/16931-Peringkat-Kembali-Melorot-PSSI-Anggap-Kurang-Laga.html ) Melorot ke posisi 170 Di pertandingan terakhir melawan Brunei, memang menang 5 - 0 Namun tidak berpengaruh banyak terhadap penambahan nilai PSSI FIFA tidak mencatat pertandingan tersebut sebab tak semua ofisial pertandingan berlisensi  Dampaknya, Indonesia harus mengejar ketertinggalan nilai Antara lain memperbanyak pertandingan internasional berlisensi FIFA Ikuti kejuaraan - kejuaraan internasional dan harus raih peringkat terbaik Pembinaan sepakbola nasional...

FINALLY IN SURABAYA

Memutuskan untuk meninggalkan Jakarta dan pindah ke Surabaya bukan hal yang mudah. Hal ini harus dilakukan demi keluarga (anak, istri, orang tua). Tidak sedikit yang mempertanyakan... "Gila lu, sudah kerja di perusahaan besar, kok malah resign" "Apa yang lu cari?" "Sabar sebentar, jangan buru - buru resign" "Emang ada masalah apa?" Pilihan yang sulit harus ditetapkan...KELUARGA is No. 1 Akhirnya, saya kembali ke Surabaya...menjalani pekerjaan baru Menikmati suasana Surabaya yang lebih hommy. Menjalani pekerjaan baru dengan rekan - rekan yang menyenangkan :) Terima kasih teman - teman yang mendukung selama di Jakarta. Terima kasih teman - teman baru yang bersahabat di Surabaya. Yang pasti, dukungan keluarga sangat berarti untuk mengambil keputusan ini. Semoga atas apa yang telah saya putuskan, diperkenankan Allah...amin GANBATTEMASU