Langsung ke konten utama

VALUE ADDED SERVICES


Kepuasan pelanggan memang relatif
Namun di era yang serba terukur seperti sekarang, pelanggan semakin cerdas
Tidak ada perusahaan yang mengabaikan apalagi melupakan pelanggannya
Bahkan hampir semua slogan, nilai perusahaan menempatkan pelanggan di teratas posisinya

Semalam saya berobat untuk mengantarkan anak yang sedang radang
Ternyata dokter yang biasa mengobati sedang ke luar kota
(dokter "sebenarnya" laki-laki usia berkisar di atas 60 tahun...kita sebut aja dokter 1)
(dokter pengganti, wanita usia 30-an tahun..kita sebut dokter 2)
Awalnya ingin pulang namun mengingat sakitnya tidak bisa ditunda, berobatlah

Sehari sebelumnya, saya pun berobat dengan sakit yang sama
Saya masih menemui dokter 1
Mendaftar berobat, menunggu panggilan, tibalah giliran saya
Dipanggil nomor urut saya, bertepatan dokter 1 masih memegang gagang pintu
Kemudian masuk ruang periksa... :)
Dengan senyumnya yang ramah mempersilakan masuk, sugesti merasa tenang

Seperti norma lazimnya, menanyakan keluhan, apa yang dirasakan
Mulailah dia beraksi, mulut saya diperiksa, badan diperiksa dengan stetoskop,
Cek tekanan darah, suhu...dan mulailah diinformasikan hasil pemeriksaannya
Menyampaikan dengan nada yang ramah semua informasinya
Bayar biaya berobat...Selesai
Kemudian keluar dengan dibukakan pintu oleh dokter 1
Sampai sini tidak ada yang saya berbeda

Kembali ke mengantar anak saya berobat
Karena dokter 1 tidak ada, maka berobat dengan dokter 2
Nah, di sini mulai terasa berbeda...

Dokter 2 melakukan pemeriksaan yang sama seperti dokter 1
Selesai...kemudian membayar biaya berobat

Istri saya bertanya, "Ada yang beda gak?" (istri pernah berobat dengan dokter 1 juga)
"Apa ya?"
Dokter 2 belum memperlakukan pasien dengan membukakan pintu (ingat "belum" bukan "tidak")
Dokter 2 terkesan menyampaikan hasil pemeriksanaan "to do the point" (mungkin belum bangun "rapport")
Dokter 2 salah?? TENTU TIDAK
Apa yang dilakukan oleh dokter 1, itulah value added services

Hal inilah (setidaknya menurut saya), yang membuat dokter 1 banyak pasiennya
Mungkin pasien yang datang "hanya" sekedar ingin melihat dan merasakan keramahannya

Ini hanya contoh kecil....
Betapa semakin dibutuhkan "hal - hal kecil" untuk tetap dan semakin besar

KEEP SMILE

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FALLING VICTIM...AGAIN...AND AGAIN...??

Tragedi di dunia pendukung sepakbola terjadi kembali Yang terakhir tragedi meninggal suporter Bonek, Purwo Adi Utomo di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari.  Kekerasan berujung pada kematian... Sungguh menyeramkan kemarahan yang luar biasa berimbas pada hilangnya nyawa Terlalu naif korbankan nyawa untuk sebuah tontonan hiburan Suporter, aparat keamanan, dan pelaku sepakbola di lapangan seharusnya menyuguhkan sajian apik Suporter menjadi pendukung yang menguatkan semangat pemain idolanya Aparat keamanan menjaga kenyamanan selama dan hingga usainya pertandingan Dan terutama pemain di lapangan memberikan keindahan permainannya Sekali lagi ini pelajaran berharga yang harus diingat dan sangat tidak perlu diulang Tidak diulang kembali TITIK S1Nyal (SALAM SATU NYALI) untuk ...Menikmati pertandingan  ...Mendukung kesebelasan idola ...Menjaga kenyamanan  hingga usainya permainan. Semangat TETAP SPORTIF

PSSI - FUTURE OF INDONESIAN SOCCER IN HAND

Lagi...lagi...lagi...lagi...lagi... Makna kalimat di atas bila digunakan untuk ubah perilaku...akan terlihat hasilnya Diulang...diulang...dan diulang... Akhirnya menjadi kebiasaan Namun bila terjadi kekeliruan berulang, pasti melelahkan... Butuh waktu, pikiran, tenaga, dan dana yang tidak sedikit Itulah yang terjadi di PSSI saat ini Peringkat Indonesia di kancah internasional semakin terpuruk ( http://www.bolanews.com/read/sepakbola/indonesia/16931-Peringkat-Kembali-Melorot-PSSI-Anggap-Kurang-Laga.html ) Melorot ke posisi 170 Di pertandingan terakhir melawan Brunei, memang menang 5 - 0 Namun tidak berpengaruh banyak terhadap penambahan nilai PSSI FIFA tidak mencatat pertandingan tersebut sebab tak semua ofisial pertandingan berlisensi  Dampaknya, Indonesia harus mengejar ketertinggalan nilai Antara lain memperbanyak pertandingan internasional berlisensi FIFA Ikuti kejuaraan - kejuaraan internasional dan harus raih peringkat terbaik Pembinaan sepakbola nasional...

FINALLY IN SURABAYA

Memutuskan untuk meninggalkan Jakarta dan pindah ke Surabaya bukan hal yang mudah. Hal ini harus dilakukan demi keluarga (anak, istri, orang tua). Tidak sedikit yang mempertanyakan... "Gila lu, sudah kerja di perusahaan besar, kok malah resign" "Apa yang lu cari?" "Sabar sebentar, jangan buru - buru resign" "Emang ada masalah apa?" Pilihan yang sulit harus ditetapkan...KELUARGA is No. 1 Akhirnya, saya kembali ke Surabaya...menjalani pekerjaan baru Menikmati suasana Surabaya yang lebih hommy. Menjalani pekerjaan baru dengan rekan - rekan yang menyenangkan :) Terima kasih teman - teman yang mendukung selama di Jakarta. Terima kasih teman - teman baru yang bersahabat di Surabaya. Yang pasti, dukungan keluarga sangat berarti untuk mengambil keputusan ini. Semoga atas apa yang telah saya putuskan, diperkenankan Allah...amin GANBATTEMASU